Thursday, September 07, 2006

Foto jurnalistik dan Non Jurnalistik

Foto ini diambil oleh Rizki, biasa di panggil Kiki atau Pinky. Ia memberi judul karyanya "Suara-suara Bunga". Foto ini diberikan Pinky beberapa waktu lalu, ia berharap fotonya bisa masuk dalam majalah edisi khusus mahasiswa baru Unila. "Gimana kak, foto saya bisa masuk tidak" kata pinky kepada saya yang menjadi pemred sementara, mengantikan Eriek yang sedang ke Surabaya. Saya suka foto ini, kuncup bungga yang sedang mekar di pohon tanpa daun, dengan latar belakang hijau rumput. Foto itu menceritakan sesuatu kepada saya. Namun foto yang dibutuhkan untuk majalah edisi khusus adalah foto jurnalistik di rubrik essay foto. Saya tidak yakin foto ini akan dimuat, tapi saya janjikan jika dalam batas waktu, fotografer belum memberikan foto berita, maka foto ini akan saya muat di rubrik galeri foto. Pinky adalah pengurus baru Teknokra yang belakangan rajin belajar design grafis dan layout. Namun ketertrikannya di fotografi tidak bisa disembunyikan. Dia tanya macam-macam tentang foto ke saya. Kualahan juga saya dibuatnya. Saya tidak pernah menjadi fotografer, walau sering ikut lomba fotografi. Ilmu foto yang saya dapat otodidak ber eksperimen dengan kamera pinjaman, ditambah teori dari buku dan beberapa kali ikut dalam diskusi foto. Dan hampir setahun ini, nyaris tidak pernah memotret lagi. Pinky tanya kenapa fotonya tidak masuk dalam kategori foto jurnalistik? Menjawab ini, saya teringgat obrolan saya di Jakarta beberapa waktu lalu dengan Oscar Matuloh (redaktur foto LKBN ANTARA) Oscar bilang: fotojurnalistik adalah suatu medium sajian informasi untuk menyampaikan beragam bukti visual atas berbagai 'peristiwa' kepada masyarakat seluas-luasnya, bahkan hingga kerak dibalik peristiwa tersebut dengan tempo yang sesingkat-singkatnya. Brian Horton penyunting buku "Assosiated Press, Photojournalism Style Book" menyatakan Peristiwa sendiri adalah suatu bagian dari proses terbentuknya sejarah umat manusia. "memandang fotojurnalistik sebagai suatu kajian artinya memasuki matra yang memiliki tradisi kuat tentang proses 'sesuatu' yang dikomunikasikan, dalam hal ini yang bernilai berita kepada orang atau khalayak lain dalam masyarakat" ucap Oscar. Jika pernah menonton film documenter James Nechtwey 'War Fotogrefer,' disana kita akan melihat aktivitas Nechtwey dalam meliput dengan kameranya. Nechtwey selalu dekat dengan apa yang difotonya, kemudian melaporkannya kepada khalayak dengan gambar utuh tanpa distorsi pemaknaan. Suatu hal yang tak mungkin dibuat oleh paparrazi yang mencuri foto dari jauh. Inilah mengapa pewarta foto berita, menjadikan hasil fotonya sebagai subjek bukannya objek. Foto pemandangan laut bisa jadi objek foto, tetapi laut yang tumpah di Aceh (tsunami), adalah subjek. Kembali kepada pertanyaan Pinky, kenapa fotonya yang indah itu bukan foto berita? Jawabnya: keindahan bukan unsur utama dalam fotojurnalistik, tapi 'peristiwa' yang dibutuhkan publik, itu intinya.! "Tapi keindahan jugakan dibutuhkan publik?" ya, tapi keindahan tidak menginformasikan sesuatu pada publik. World Press Photo yang bermarkas di Amsterdam, memecah beberapa kategori dalam fotojurnalistik yang kerap menjadi acuan mereka saat memilih foto-foto jurnalistik sebagai kandidat Bast Photo of The Year -Spot News Photo (foto berita spontan/spot) -General News Photo (foto berita umum) -Nature and Environman Photo (foto berita alam dan lingkungan) -People in the News photo (foto berita/potret) -Science and Tachnology Photo(Foto berita Iptek) -Daily life Photo (foto berita keseharian) -Arts photo (Foto berita seni dan budaya) -Sport Photo (foto berita olahraga) Semua foto harus bernilai humanis, jelas, dan tidak bias tafsir. Menariknya foto bisa dari camera apa saja, bisa kamera Digital, kamera konvensional CLR bahkan kamera saku. Sedangkan foto Pinky yang indah, bisa masuk dalam kategori, photografy hobby non-jurnalistik. Kategori ini, di koran biasa di temukan dalam rubrik non liputan, Foto macam ini juga biasa di lombakan dalam berbagai iven lomba photografy macam Salon Foto, Arts Inernational Photografy dll. Dengan bobot penilaian lebih pada , teknik, komposisi, engel, dan citarasa sipenilai. Saya pernah ikut lomba foto sejenis itu dalam Pekan seni Daerah, saya mengirim dua foto kebetulan mendapat juara satu dan dua. Keduanya di ikut lombakan lagi dalam pekan seni Nasional 2004. Saya senang akhirnya ada yang mau belajar fotografy. Dan semoga saja Pinky tidak puas dengan dikusinya bersama saya. Sehingga dengan begitu dia akan terus belajar. Kelak pengetahuan saya yang secuil ini, bisa jadi bertambah dengan pengetahuannya.

4 Comments:

Blogger College student said...

Wow...wow temen gw yang satu ini udah mulai ampuh dg hobynya....hehe

gw yakin malasnya kamu kuliah adalah semangatmu untuk belajar di luar..

Semangat2...tp kapan duy mancing lagi? btw gw lom pernah makan ikan dari kolam lu..

Thursday, September 07, 2006  
Anonymous Anonymous said...

Kesatria Madangkara Yang baik,

Aku iri. Kalian bisa bagi waktu dengan kuliah.

Kabar terbaru: Kolam ikan ku itu, sangat membutuhkan hujan. Ikannya banyak yang mati terjemur panas. Aku ngak yakin mereka sangup bertahan dua minggu ini tanpa hujan.

So, kecil kemungkinannya untuk menikmati memancing, namun jika menikmati ikan bakar dari kolamku bisa kapan saja.

Kau telponlah aku punya hp, atau kirim imel. Lucukan kalau kolom commennya di isi sama cerita2x diluar konteks isinya..he..he

Salam

Thursday, September 07, 2006  
Anonymous Anonymous said...

Iduy, siapa itu Pinky? eerrer...
Eh, rencana kita untuk motret kuburan cina di Gedong Tataan jadi ya? BT neh di Kalianda ngak Asik, pengen balik aza ke BDG rasanya. Aqiu ada waktu satu minggu, 7-14 Sept. Bolehya gw tidur di Rumah lu sama Eneng.

Salam buat kiki-pinky-pikun yeeeeek.

Friday, September 29, 2006  
Anonymous Anonymous said...

"7uan bkn utama,yg utama adlh prosesnya"sepengal syair dlm lagu Bang"IwanFals,Untk maju&berkembang.mybe gw br kenal dgn yudi di Gn.Gede,tp dia pnya kepekaan akan kedaulatan&kemajuan NKRI.maju terus 2 yudi,salam buat Cholay"ANEMON UNILA"

"ALAM BEBAS KELAS TANPA BATAS"

Tank's


atep,di Jakarta.

Tuesday, July 03, 2007  

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home